Loading...
![]() |
Tampak dari depan Pasar Cinde Palembang (Ist). |
PALEMBANG, SriwijayaAktual.com - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia akan
mengkaji nilai cagar budaya yang ada di Pasar Cinde. Pengkajian itu
bakal membentuk tim yang melibatkan Direktorat Jenderal Kebudayaan,
Direktorat Kelestarian Cagar Budaya Jambi, unsur Pemerintahan Provinsi
Sumatera Selatan, Badan Arkeolog, Arsitektur dan sebagainya.
Gubernur Sumatera Selatan H Alex Noerdin mengatakan, pengkajian
tersebut sebagai upaya untuk mengetahui apakah Pasar Cinde masuk sebagai
cagar budaya atau tidak serta sebagai upaya menilai segi historis,
sosial dan keindahan di pasar tersebut.
“Ini (Pasar Cinde) sebenarnya sudah pernah direnovasi sebelumnya.
Yakni pada 1970 dan 1990. Sekarang kita pertanyakan, kalau diubah lagi
gimana? Masih bisa disebut cagar budaya atau tidak,” tuturnya di Griya
Agung, Senin (15/8/2016).
Ia menuturkan, pembangunan dan pengkajian akan tetap dilakukan. Namun
sebelum pengkajian selesai, tidak akan ada dulu pembangunan fisik di
Pasar Cinde. Namun tetap target selesai pengerjaannya sebelum digelar
Asian Games 2018 mendatang.
Dirinya berujar, langkah yang diambil Pemprov Sumsel terkait BOT
Pasar Cinde ini sudah sangat tepat. Selain karena Sumsel akan menjadi
tuan Rumah Asian Games 2018, juga karena sudah waktunya Pasar Cinde ini
diambil tindakan sebelum roboh dengan sendirinya karna kondisinya sudah
tidak layak.
Pembangunan Pasar Cinde akan menjadi lebih modern, bersih, rapi dan
layak dilakukan dengan tidak meninggalkan budaya dan menampung para
pedagang lama, dan memberikan keuntungan bagi masyarakat sekitar.
“Semua prosedur BOT itu diikuti dan tidak mudah mencari pihak yang
mau mengembangkan ini, jadi tekad kita satu, semua ini cepat selesai dan
kita tidak melanggar aturan,” terang Alex.
Terkait beberapa pihak yang menolak rencanan ini tercatat sebanyak 21
komunitas, asosiasi, organisasi, dan individu mengusung petisi ‘Save
Cinde’, dinilai hanya sebagian kelompok yang tidak mengerti dan malah
ikut-ikutan seolah-olah pemerintah Sumsel seperti perompak.
“Saya ini orang Sumsel asli, lahir di Palembang, sekolah di Palembang
dan bekerja di Palembang. Yang akan jadi orang pertama untuk menjaga
warisan budaya di Sumsel ini adalah saya sendiri sebagai Gubernur,”
tegasnya.
Sementara itu, Dirjen Kebudayaan Kementerian Pendidikan & Kebudayaan Hilmar
Farid mengatakan, dari perkembangan yang diikuti pihaknya melihat pasar
Cinde ini tidak bisa dibiarkan begitu saja melainkan harus diadakan
perubahan atau diambil tindakan.
Dirinya sangat mengapresiasi langkah yang sudah di ambil Pemprov
Sumsel dengan membentuk tim kajian langsung untuk menuntaskan
permasalahan ini.
“Kita siap mendukung tim cagar budaya yang sudah dibentuk oleh
Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan, karena yang terpenting adalah
hasil kajian, dan apapun hasil kajian harus kita terima bersama,”
ujarnya.
Hilmar menjelaskan, kedepanya dari hasil kajian yang dilakukan diharapkan dapat
menghasilkan kesepakatan untuk membangun tanpa merusak, serta secara
umum bukan hanya penetapan cagar budaya atau tidak melainkan bagaimana
melestarikan cagar budaya ini agar lebih baik dan layak.
Menurutnya, tujuan kedatangannya di Sumsel ini untuk berkomunikasi
langsung dengan pemerintah Sumsel sehingga mengetahui langkah-langkah
yang di tempuh terkait revitalisasi Pasar Cinde.
“Sebelum bertemu dengan bapak gubernur, kita sudah melihat langsung
kondisi pasar cinde dan memang sudah tidak layak dan perlu diambil
tindakan,” tandasnya.
Baca juga; Raperda Cagar Budaya Sumsel Segera Diajukan
Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sumsel Irene Camelyn Sinaga menuturkan, dalam kesempatan ini menyampaikan kronologis BOT Pasar cinde dan tuntutan komunitas Save Cinde yang intinya nilai sejarah dari pasar cinde itu sendiri.
“Sejak satu bulan lalu sudah di bentuk tim cagar budaya terdiri dari 9
orang dan melibatkan beberapa arsitek Indonesia. Permasalahan Pasar
Cinde sendiri meliputi lokasi yang berada di pusat kota, kumuh, kondisi
lantai sudah jauh di bawah permukaan jalan, rawan banjir dan kemacetan,”
ujarnya. (*).
Source, Beritapagi
loading...
Tidak ada komentar:
Write komentar